Minggu, 29 Juni 2014
Kepada Malam
Pekat malam mengintai jendela kamarku.
Menyeringai sinar rembulan di luar sana disertai semilir angin.
Dingin membekukan hati.
Hey, sejak kapan kau disana cicak yang manis?
Asyik sekali rupanya kau memperhatikanku dari balik punggung.
Kau terperangah ketika kau tau, aku menengokkan pandang ke arahmu.
Kenapa?
Tenang saja wahai pangeran cicak.
Aku takkan terganggu dengan hadirmu.
Kau hadir karena kau tau sepiku bukan?
Kemarilah.
Dengarkanku.
Dengarkan ceritaku.
Percikan asa yang makin redup, menyudutkanku pada posisi terpuruk jauh.
Aku redup.
Tak ada lagi cahaya yang mampu kugapai.
Aku pilu.
Menyadari semua telah bersimpangan.
Menyelam jauh ke dasar palung hati.
Tak kutemukan kemana arah likumu.
Sementara luka kian menganga.
Ragu tak bosan datang menghimpit.
Aku lara.
Menyulam asa yang tak ada.
Sirnalah saja.
Ku mohon sirnalah saja semua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir di blog aku dan membaca tulisan-tulisanku......Silakan tinggalkan jejak kamu di kotak komentar di bawah ini ya..........
*Salam Blogger :-)