Senin, 19 Januari 2015

Ku Kenang Engkau Nawaitessteida (In Memoriam Adiet)


Namanya Adiet. Adiet Setiawan. usianya saat ini seharusnya 22 Tahun, dia sahabatku.
aku menyesal menyia-nyiakan keberadaannya setahun di dalam hidupku hanya dengan kesedihan, harapan dan tuntutan rasa. harusnya aku bisa lebih mengisinya dengan bahagia sebagai salah satu sahabatnya.


Adiet kini sudah tiada , 12 Agustus 2011 lalu kabar menggemparkan itu datang. Adiet meninggal karena kecelakaan tragis yang dialaminya dipagi hari Ramadhan itu. Motor yang ia kendarai menuju tempatnya bekerja, tertabrak truk, seketika Adiet terlempar, dan Adiet menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan menuju rumah sakit. Secepat itu, tergesa-gesa adiet pergi. meninggalkan duka, kesedihan dan rasa kehilangan yang teramat sangat dihati orang-orang yang mengenalnya.


Adiet yang ceria, Adiet yang suka bercanda dan menghibur orang lain. Adiet yang sederhana namun baik hatinya. ia pergi...begitu saja, tanpa menghiraukan tangis duka kerabat dan keluarganya.


Aku yang mendengar kabar itupun terpaku. saat itu aku berada diluar kota, jauh dari tempat kejadian kecelakaan yang menimpa Adiet. Aku yang juga sedang berduka sepeninggal nenekku ke syurga, hanya merasa gamang, tak percaya mendengar histeris tangis kak Dewi guru bahasa mandarinku masa SMA di telepon yang mengabariku tentang kepergian Adiet.


Aku tak percaya. aku mencari-cari nomor handphonenya, ahhh...aku lupa bahwa semua kontaknya sudah tak lagi ku simpan sejak aku bertekad untuk melepaskannya berbahagia dengan perempuannya, seperti aku yang telah bahagia dengan lelakiku. aku masih tak percaya. ku cari laman Facebooknya......dan disana......semua ungkapan duka dan belasungkawa banyak tertulis di dinding facebooknya.


"selamat jlan adittt .
qta smw doain lu smoga d.trima d.sisi allah swt .
Amin . cry emoticon
WE LOV U ADITTTT"



"ya allah gag nyngka bued lo bsa scpet'y nnggalin qta smua,
Lo tmend yg baik ditt..
Ya allah tempatkanlah dya d'sisi mu yg paling mulia cry emoticon
Amiien ..
Gue d'sni slalu doa'in lo teman (>,-)"


"slamat jalan s0bat.. Smoga kaw tnang dsisi-Nya,. Kmi smua kwan2mu tak pernah letih mengantarknmu dgn sgala doa.. & menyimpan smua knangan saat bersmamu dlam bingkai persahabatan.."


***


Aku terpaku, lidahku kelu, jari dan semua persendianku lemas. ya Allah...jadi benar adiet pergi ?
Aku menangis dalam diam. kujaga air mataku tidak tumpah. aku berlalu dalam lamunan paling kelu. Aku melupakan hari itu, tak pernah menganggap hari itu benar-benar ada. 


Awalnya aku bisa membohongi diriku, menafikan kabar duka itu. hingga ketika aku kembali ke jakarta. terasa sekali ada yang hilang. hatiku masih saja dengan egonya memungkiri rasa kehilangan itu, memungkiri bahwa ada adiet seperti menghilang. tidak ada lagi sms, tidak ada lagi telepon, tidak ada lagi sapaan di facebook. 


Sampai akhirnya mimpi itu datang. mimpi yang aku harap itu bukan mimpi. Adiet datang menemuiku. Adiet tersenyum, dan berkata.. "lu orang yang kuat Na, ga boleh lemah ya..ga boleh sedih terus..". Seketika itu aku terbangun dan menangis. Aku merindukannya.....


Esoknya setiap hari aku berusaha menguatkan diriku, melangkahkan kakiku ingin menjumpai tanah yang masih merah, yang kini menjadi tempat pembaringan terakhirnya. Namun lagi-lagi aku goyah. aku tak bisa.. aku berbalik arah kembali pulang. Begitu selalu setiap hari sampai hari ke 40. Semua rekan-rekan adiet sudah bisa menerima bahwa adiet memang sudah pergi. Semua sudah menjenguk makamnya, menghiasinya dengan bunga-bunga. Aku masih belum bisa. 


Sampai di hari ke 40 setelah adiet pergi, dengan ditemani indri dan fathul, aku pergi ke rumah adiet. Disana ada pengajian 40 hari. Tuhan.....aku masih merasakan hangat pelukan ibunya kala itu. peluk kesedihan, peluk kehilangan, pelukan berupa rasa yang sama.....sama-sama merasa sangat kehilangan. 


Ku letakkan setangkai mawar putih di atas pusaranya. Tak ada lagi kesedihan. Adiet sudah tenang, Adiet sudah bahagia disana. Adiet sudah menemukan kebahagiaan yang dicarinya. Hingga saat ini, hanya sekuntum mawar putih yang kusimbolkan sebagai kasih sayang yang selalu bisa ku berikan padanya. Kapanpun aku rindu, kapanpun  aku ingin menemuinya, setangkai mawar putih ini selalu kubawa ke pusaranya. 


Hingga detik ini, mataku selalu saja basah jika ku mengenangnya. namun hanya doa yang bisa ku panjatkan. Semoga Tuhan selalu mendampinginya ditempat yang paling bahagia, paling indah, paling bercahaya. 


Tuhan... ...sampaikan salam sayang rinduku kepadanya. Adietku, Nawaitesteida ku, seseorang yang mengajariku arti sebuah persahabatan. Bahwa persahabatan adalah intan yang kokoh, yang harus dibela meski harus memendam lara, meski harus mencipta duka air mata. Bahwa perasaan cinta bukan segalanya, bahwa perasaan cinta terlalu agung jika dipertahankan, sementara karenanya hancur sebuah persahabatan.

Kukenang kau dalam kecup doa.....






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir di blog aku dan membaca tulisan-tulisanku......Silakan tinggalkan jejak kamu di kotak komentar di bawah ini ya..........

*Salam Blogger :-)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...