Sekilas Tentang Anna Pryana

Ba'da Maghrib, lebih dari 20 tahun yang lalu, tepatnya 10 Oktober tahun 199x di Pelosok Kota Cirebon, telah lahir perempuan bertubuh kecil nan ringkih bernama Kartini . Ia lahir sehat tanpa kurang satu apapun, meski 12 jam setelah kelahiran bayi itu, sang kakek pergi dijemput oleh malaikat karena jatah hidupnya telah habis, sang kakek pergi tanpa perlu menunggu cucunya yang baru lahir mengerti apa itu pergi.

Bayi itu, kesehatannya sering terganggu hingga di malam-malam gulita, ia sering menangis. Konon katanya, terkena sawan. Begitu orang-orang di zaman itu menyebutnya.


Sebulan kemudian, atas saran para tetua, sang ibu berfikir untuk mengubah nama sang bayi, konon katanya (lagi), jika bayi baru lahir sering sakit dan sering menangis, mengganti namanya adalah salah satu upaya untuk meringankan beban nama yang disandang bayi itu, nama Kartini terlalu berat, katanya.

Atas kesepakatan keluarga, tersebutlah nama *Anna Pryana*. Dengan harapan, bayi itu akan jadi anak yang ceria dan periang, menyenangkan bagi semua orang.

Saat ini, Anna Pryana tumbuh menjadi gadis sederhana yang hanya punya satu mimpi. Tak lain, mengukir kenangan indah dengan siapapun yang ditemuinya di sepanjang perjalanan hidup, berbagi kebermanfaatan.

Dia dengan segala kekurangan yang dimiliki, selalu dengan terbuka hatinya menerima uluran persahabatan dari siapa saja.

Menulis baginya adalah upaya untuk membuat kenangan. Maka, dia ingin menulis sendiri kenangan-kenangan dalam perjalanan hidupnya. Yap, menuliskannya dengan jemarinya sendiri.

Anna Pryana
31 Desember 2016